CANDI JAWI
Candi Jawi yang merupakan ikon pariwisata kabupaten
Pasuruan yang terletak di desa Candi Wates kecamatan Prigen. Sebagai salah satu
ikon pariwisata, Candi Jawi dikelola langsung oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya
dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi.
Candi Jawi merupakan Candi
Siwa-Buddha yang dibangun pada abad ke 13 pada masa pemerintahan Kerajaan
Singosari. Pembangunan candi ini dipercaya sebagai bentuk pendermaan dan tempat
peletakan abu Raja Kertanegara sebagai raja terakhir Kerajaan Singosari. Candi
jawi berdiri di atas lahan seluas 40 x 60 persegi dan memiliki ketinggian 24,5
meter dan lebar 9,5 meter.
Salah satu keunikan Candi Jawi
adalah candi ini dibangun menggunakan batu andesit merah, putih dan hitam. Batu
andesit seringkali digunakan sebagai bahan bangunan candi karena mudah
direkatkan dan dipahat. Seperti yang kita ketahui, hampir seluruh bangunan
candi yang tersebar di Nusantara memiliki relief yang dipahat disekeliling
bangunan candi. Sayangnya, hingga saat ini Relief pada candi jawi masih sulit
diterjemahkan oleh para ahli. Namun beberapa arkeolog berpendapat bahwa relief
tersebut mengisahkan pertemuan pangeran sitosoma dan putri candra wati. Candi Jawi
memiliki ruang peribadatan yang di dalam nya terdapat linggayoni yang merupakan
symbol laki-laki dan perempuan. Arsitektur ini di percaya sebagai peningalan
budha. Sementara itu, di atap ruang peribadatan terdapat symbol kalki berupa
dewa yang menunggangi kuda.
Arsitektur candi jawi merupakan
perpaduan arsitektur siwa hindu dan buddha. Di setiap sudut candi dapat
ditemukan arca batara kala yang diyakini dapat menolak bala. Hingga saat ini,
Candi Jawi masih dimanfaatkan sebagai tempat ibadah oleh beberapa umat hindu
yang berada di sekitar area Candi. Selain sebagai tempat ibadah, candi Jawi
juga dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan ritual kepercayaan dan pelaksanaan
event bulanan seperti pertunjukan Tari Padhang Bulan.